Jumat, 09 Januari 2009

Dunia tumbuhan

Dunia Tumbuhan
Berdasarkan tingkat perkembangannya, dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) yang secara umum termasuk tumbuhan darat.
A.Tumbuhan Lumut
Berdasarkan struktur tubuhnya, sebagian ahli menganggap tubuh lumut masih berupa talus (antara akar, batang, dan daun belum dapat dibedakan dengan jelas), tetapi sebagian ahli lain beranggapan bahwa tubuh lumut sudah berupa kormus (antara akar, batang, dan daun sudah belum dapat dibedakan dengan jelas). Para ahli kemudian mengambil kesimpulan bahwa lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan talus dengan kormus.
1.Karakteristik Lumut
Ciri-ciri tumbuhan lumut:
a.Dinding sel tersusun atas selulosa.
b.Gametangium (organ pembentuk sel kelamin) terdiri atas anteridium (sel spermatozoid) dan arkegonium (sel telur/ovum).
c.Daun lumut tersusun atas selapis sel yang berukuran kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya. Di antara sel-sel tersebut terdapat sel-sel mati berukuran besar dengan penebalan dinding sel sebelah dalam berbentuk seperti spiral yang berfungsi sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
d.Lumut hanya mengalami pertumbuhan primer (memanjang) dan tidak mengalami pertumbuhan sekunder (membesar).
e.Lumut belum memiliki akar sejati sehingga untuk menyerap air dan zat mineral dari dalam tanah tumbuhan lumut menggunakan rizoid yang berfungsi sebagai alat untuk melekat pada tempat tumbuhnya. Rizoid hanya terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.
f.Sporofit sebagai organ penghasil spora terdiri atas kapsul dan seta (tangkai).
2.Reproduksi Lumut
Reproduksi pada lumut dilakukan dengan pergiliran keturunan yang terjadi antara fase gametofit sebagai penghasil gamet (sel kelamin) dan fase sporofit sebagai penghasil spora. Proses ini disebut metagenesis. Gametofit merupakan keturunan seksual, sedangkan sporofit merupakan keturunan aseksual.
3.Klasifikasi Tumbuhan Lumut
a.Hepaticopsida (lumut hati)
Hepaticopsida dinamakan lumut hati karena struktur tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut hati mirip dengan lumut daun yang berlangsung melalui metagenesis (pergiliran keturunan). Dalam sporangium terdapat elatera yaitu sel yang berbentuk gulungan dan akan terlepas pada saat kapsul terbuka sehingga membantu proses penyebaran spora. Lumut hati juga bereproduksi secara aseksual dengan mempergunakan sel gemma (kuncup), yaitu bagian tubuh tumbuhan lumut yang berbentuk seperti mangkok dan terdapat di permukaan gametofit. Contoh anggota Kelas Hepaticopsida adalah Marchantia polymorpha dan Porella cordaeana.
b.Musci (lumut daun)
Musci dinamakan lumut daun karena jenis lumut ini memiliki organ yang menyerupai daun sehingga disebut juga Bryopsida. Tubuhnya terdiri atas struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun di bagian atasnya. Reproduksi lumut daun juga dilakukan melalui metagenesis antara keturunan seksual (gametofit) dengan keturunan aseksual (sporofit). Contoh anggota Kelas Musci adalah Polytricum commune, Pogonatum cirratum, Sphagnum innundatum (lumut gambut), dan Leucobryum glaucum.
c.Anthocerotopsida (lumut tanduk)
Anthocerotopsida dinamakan lumut tanduk karena jenis tumbuhan ini memiliki sporofit dengan kapsul yang tumbuh memanjang seperti tanduk. Pada saat spora matang, tangkai tersebut terbelah dan melepaskan spora. Contoh anggota Kelas Anthocerotopsida adalah Anthoceros laevis.


4.Peranan Lumut bagi Kehidupan Manusia
Peranan lumut dalam ekosistem adalah untuk penyerapan dan penahan air hujan sehingga lumut dapat mencegah terjadinya banjir bila musim hujan dan mampu menyediakan air pada musim kemarau. Beberapa jenis lumut yang memiliki nilai ekonomis bagi manusia, misalnya Marchantia polymorpha yang dapat digunakan sebagai obat penyakit hepatitis dan Sphagnum sp. yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kapas (pembalut).

B.Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormophyta karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku memiliki cara hidup yang bermacam-macam, ada yang saprofit, epifit, hidup di tanah atau di air.
1.Karakteristik Tumbuhan Paku
Ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
a.Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi.
b.Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium.
c.Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh.
d.Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah.
2.Reproduksi Tumbuhan Paku
Proses reproduksi tumbuhan paku dapat berlangsung secara aseksual/vegetatif menggunakan gemma (kuncup), yaitu anakan yang tumbuh pada tulang daun/kaki daun yang mengandung spora. Spora yang jatuh di tempat yang cocok akan segera tumbuh menjadi suatu badan yang disebut protalium.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu paku homospora, heterospora, dan peralihan.
a.Paku homospora (isosfor), yaitu jenis tumbuhan paku yang hanya dapat menghasilkan satu jenis spora. Contoh: Lycopodium sternum (paku kawat).
b.Paku heterospora, yaitu jenis tumbuhan paku yang dapat menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora berkelamin betina. Contoh: Marsilea crenata (semanggi) dan Selaginella (paku rane).
c.Paku peralihan, yaitu jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, tetapi berbeda jenis kelaminnya. Satu berjenis kelamin jantan dan yang lain berjenis kelamin betina. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
3.Klasifikasi Tumbuhan Paku
a.Subdivisi Psilopsida
Subdivisi Psilopsida merupakan jenis tumbuhan paku sederhana dan hanya memiliki dua genus yang hidup tersebar luas di daerah tropik dan subtropik. Contoh: Psilotum nudum.


b.Subdivisi Lycopsida
Secara umum, kelompok tumbuhan paku ini hidup sebagai epifit di daerah tropis serta tumbuh di dasar lantai hutan subtropis. Tumbuhan paku Lycopsida bereproduksi dengan spora yang dihasilkan oleh sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dilakukan dengan anteridium dan arkegonium.
c.Subdivisi Sphenopsida
Subdivisi ini dikenal sebagai paku ekor kuda dengan sporofit yang cukup mencolok. Contoh: Equisetum debile.
d.Subdivisi Pteropsida
Subdivisi Pteropsida banyak ditemukan di daerah hutan tropis dan subtropis. Pteropsida memiliki daun yang lebih besar dibandingkan dengan subdivisi lainnya dan dibedakan menjadi dua macam, yaitu megafil dengan sistem percabangan pembuluh dan mikrofil yaitu daun yang tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Contoh: Marsilea crenata dan Asplenium nidus.
4.Peranan Tumbuhan Paku bagi Kehidupan Manusia
Tumbuhan paku memiliki beberapa nilai ekonomis bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut.
a.Bahan obat, contoh: Lycopodium clavatum dan Dryopteris filix-mas.
b.Tanaman hias, contoh: Asplenium nidus (paku sarang burung), dan Adiantum cuneatum (suplir).
c.Sayuran, contoh: Marsilea crenata (semanggi).
d.Pupuk hijau, contoh: Azolla pinnata.

C.Tumbuhan Biji
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki tingkat perkembangan paling tinggi sehingga jumlahnya sangat banyak dan mendominasi seluruh jenis tumbuhan yang ada. Tumbuhan biji pada umumnya memiliki bunga maka tumbuhan biji sering disebut pula dengan Anthophyta. Apabila dilihat dari adanya alat reproduksi yang tampak jelas dan mudah diamati maka tumbuhan biji disebut pula dengan Phanerogamae.
1.Karakteristik Tumbuhan Berbiji
Tubuh tumbuhan berbiji sudah dapat dibedakan menjadi organ vegetatif dan organ generatif.
Organ vegetatif tumbuhan berbiji terdiri atas akar, batang, dan daun yang sudah dapat dibedakan dengan jelas dan berfungsi sesuai dengan tugas masing-masing. Organ generatif tumbuhan berbiji adalah bunga.
2.Klasifikasi Tumbuhan Berbiji
a.Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)
Tumbuhan biji terbuka merupakan kelompok tumbuhan yang bijinya tidak tertutup oleh daun buah sehingga tampak dari luar.
1.Karakteristik tumbuhan biji terbuka
Umumnya akar tumbuhan berbiji terbuka berupa akar tunggang sehingga dapat kokoh berdiri. Batang tumbuhan Gymnospermae umumnya berkambium sehingga dapat mengalami pertumbuhan sekunder. Daun tumbuhan Gymnospermae beraneka ragam bentuk, ada yang lebar, tunggal, ada yang majemuk, ada pula yang berbentuk jarum. Secara umum, tumbuhan Gymnospermae tergolong memiliki daun yang sempit, tebal, dan sedikit kaku.
2.Reproduksi tumbuhan biji terbuka
Tumbuhan Gymnospermae bereproduksi secara generatif dengan melibatkan sel kelamin jantan (dihasilkan oleh strobilus jantan) dan sel betina (dihasilkan oleh strobilus betina).
3.Klasifikasi tumbuhan biji terbuka
a. Kelas Cycadinae
Jenis tumbuhan dari kelas Cycadinae memiliki susunan daun dan bentuk batang menyerupai pohon palem dan bersifat dioecious (berumah dua), yaitu strobilus jantan dan betinanya terdapat pada dua pohon yang berlainan. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji).
b. Kelas Gnetinae
Ciri khas tumbuhan dari kelas ini adalah memiliki batang lurus dengan daun tipis agak lebar, bercabang-cabang atau tidak. Bunga berkelamin tunggal, yaitu strobilus jantan dan betina terdapat dalam satu pohon. Bunga tersusun majemuk. Contoh: Gnetum gnemon (melinjo).
c. Kelas Coniferae
Alat reproduksi tumbuhan ini juga terdiri atas strobilus jantan dan betina. Tumbuhan Coniferae memiliki bentuk daun yang bervariasi, ada yang tipis, ada yang tebal agak lebar, dan ada pula yang berbentuk seperti jarum. Contoh: Agathis alba (damar), Pinus merkusii (tusan), dan Abies balsamina (balsam).
4.Peranan tunbuhan biji terbuka
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari tumbuhan biji terbuka. Kelas Coniferae mempunyai nilai ekonomis paling tinggi disbanding kelas lainnya. Misal: damar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar cat dan pernis serta pinus yang menghasilkan terpentin sebagai bahan baku cat dan pernis, juga sering digunakan sebagai bahan baku korek api. Pati sagu yang diperoleh dari pohon palem sagu yang merupakan tumbuhan Cycadinae. Sementara itu, biji melinjo dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat emping dan daunnya biasanya digunakan sebagai sayuran.
b.Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
Golongan tumbuhan biji tertutup memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi dalam dunia tumbuhan karena golongan tumbuhan ini tingkat perkembangannya paling sempurna apabila dibandingkan dengan golongan tumbuhan lain.
1. Karakteristik tumbuhan biji tertutup
Beberapa karakteristik pembeda antara lain sebagai berikut.
a. Memiliki bunga yang sesungguhnya.
b. Daun pipih, lebar dengan susunan tulang daun beraneka ragam.
c. Mengalami pembuahan ganda.
d. Bakal biji/biji tidak tampak dari luar karena terbungkus oleh suatu badan yang berasal dari daun buah yaitu putik.
e. Selisih waktu antara penyerbukan dan pembuahan relative pendek.
2. Reproduksi tumbuhan biji tertutup
Untuk mempertahankan dari bahaya kepunahan, tumbuhan biji tertutup bereproduksi secara seksual dan aseksual, baik secara alami/buatan. Reproduksi seksual pada tumbuhan biji tertutup terjadi melalui penyerbukan bunga.
3. Klasifikasi tumbuhan biji tertutup
a.Kelas Monocotyledonae
Karakteristik tumbuhan dalam kelas Monocotyledonae adalah memiliki satu keping biji. Morfologinya dapat berupa herba, semak, perdu atau pohon. Herba adalah tumbuhan dengan batang berair (tidak berkayu). Semak adalah tumbuhan yang berkerumun membentuk rumpun. Perdu merupakan tumbuhan berkayu berbatang kecil dengan percabangan dekat dari permukaan tanah. Pohon merupakan tumbuhan berkayu dengan batang yang besar, percabangan jauh dari permukaan tanah. Susunan tulang daunnya sejajar/melengkung. Jumlah bagian bunga tiga/kelipatannya.
b.Kelas Dicotyledonae
Karakteristik tumbuhan dalam kelas ini adalah memiliki dua keping biji. Morfologinya dapat berupa herba, semak, perdu, atau pohon. Susunan tulang daunnya menjari/menyirip serta jumlah bagian bunga dua, empat, lima/kelipatannya.
4. Peranan tumbuhan biji tertutup
Beberapa contoh manfaat tumbuhan Angiospermae bagi manusia adalah sebagai berikut.
a. Sumber karbohidrat seperti padi (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), dll.
b. Sumber protein seperti kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kedelai (Glycine max).
c. Sumber lemak seperti wijen (Sesasum indicum), kelapa sawit (Elais guineensis), dll.
d. Vitamin dan mineral seperti kacang buncis (Phaseolus vulgaris), tomat (Solanum lycopersicum), dll.
e. Bahan sandang seperti kapas (Gossypium sp.) dan rami (Boehmeria sp.).
f. Bahan obat-obatan seperti kina (Chinchona sp.), kayu putih (Melaleuca leucadendron), dll.
g. Bahan bangunan seperti jati (Tectona grandis), sono keling (Dalbergia latifolia), dll.

Nama : ANNISA HIDAYATI
Kelas/No absen: X-1/05

1 komentar: